Tingkatkan Sektor Pendidikan dan Pertanian Pemkab Banyuasin kembali MOU dengan IPB
Suak Tapeh, MPNews.co.id – Bertempat di Desa Lubuk Lancang Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin, Pemerintah Kabupaten Banyuasin melakukan penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU) dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). MoU ini merupakan kerja sama lanjutan Pemkab Banyuasin dengan IPB pada sektor Pendidikan, Penelitian dan Pengendalian Kepada Masyarakat.
MoU ini sendiri di hadiri langsung oleh Bupati Banyuasin H. Askolani SH MH, Kepala Dinas Pertanian Banyuasin, Kepala Dinas Pendidikan Banyuasin, Kepala Dinas Kominfo Banyuasin, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Banyuasin, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan, Kepala Bappeda Litbang Banyuasin, Kepala BPS Banyuasin, BPTP Sumsel, Camat Suak Tapeh.
Bupati Banyuasin H. Askolani SH MH mengungkapkan, dengan adanya MoU ini Pemkab Banyuasin ingin mengajak IPB untuk membantu peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen padi di Kabupaten Banyuasin.
“Selain itu juga di bidang pendidikan, Insyaallah tahun 2021 ini kami ingin mengirim anak-anak untuk belajar di IPB, agar silaturahmi tidak terputus, dan dapat membawa ilmu dari IPB bisa diterapkan di Banyuasin,” bebernya.
Askolani menambahkan, pada tahun ini ada peningkatan yang signifikan hasil panen padi, rata-rata di setiap zona yang di kunjungi hasilnya dapat meningkat.
Kendati demikian, meskipun sudah ada peningkatan, namun masih belum mendapatkan hasil yang maksimal makanya kami masih butuh pembinaan dan MoU dari IPB. Kami berharap kemudian sinergi dengan IPB ini bisa menjadikan Banyuasin bisa menjadi lumbung padi no 1 di Indonesia. Kita juga berharap nanti ada inspirasi baru dari pihak IPB di bidang pertanian, ”harapnya.
Ketua Tim IPB Dr Ir Amiruddin Saleh MS membuat, Kita terus berupaya semaksimal mungkin agar inovasi dari IPB terus berkembang.
“Yang menjadi fokus kita saat ini adalah sentuhan teknologi sosial budaya dan pengembangan kelembangaan, di sini akan dilakukan bisnis secara kolektif dengan mengubah pola berpikir petani yang bergerak sendiri, namun berkelompok skala besar,” jelasnya