Lahir Dari Anak Purnawirawan Polisi Berpangkat Rendah, Kini Jadi Calon Presiden Indonesia
Ayahnya adalah seorang Purnawirawan Polri berpangkat rendah, sementara ibunya hanya seorang penjahit yang juga membuka usaha kelontong kecil-kecilan.
Lahir dari keluarga miskin dan banyak utang, membuat anak kelima dari enam bersaudara ini harus menjadi tulang punggung keluarga sejak masih SMP.
Semasa sekolah, dia kerap membantu ibunya berjualan bensin eceran di depan toko. Dia dan saudaranya kerap diejek dan hampir putus kuliah saking sulitnya kehidupan yang dia lalui saat itu. Sang Ibu pun diketahui pernah menjual anting-anting demi mencukupi kebutuhan hidup anak-anaknya
Meskipun menjalani masa muda yang sulit karena tidak hidup dalam kemewahan, dia mengaku bangga terlahir sebagai anak dari orang tuanya.
Lahir dari Keluarga Miskin dan Banyak Utang, Kini Jadi Calon Presiden Indonesia
Dia mengungkapkan belajar kemandirian, ketulusan, dan kasih sayang dari Sang Ibu. Sementara Sang Ayah mengajarkannya menjadi pribadi yang disiplin
Setelah lulus kuliah dan memiliki penghasilan sendiri, dia dan kelima saudaranya yang lain mulai sepakat menyicil utang orang tua mereka dengan mengumpulkan iuran Rp50.000 per bulan.
Seiring dengan karier dan penghasilan yang terus meningkat, iuran untuk melunasi utang orang tuanya ditambah hingga akhirnya terbayar lunas.
Dia mengisahkan, semasa muda pernah ditolak tiga kali oleh wanita yang berbeda. Namun, sewaktu KKN dia bertemu dengan seorang wanita yang ditempatkan di lokasi yang sama dan selalu bersama-sama dalam menjalani program.
Merasa satu frekuensi, keduanya memutuskan untuk menjalin hubungan. Setelah menjalani masa pacaran, dia baru mengetahui kekasihnya ternyata adalah anak yatim piatu dan menghidupi Sang Kakak yang terkena kanker serviks stadium tiga.
Sosok ini tak lain ialah orang nomor satu yang berhasil memimpin Jawa Tengah selama dua periode, Ganjar Pranowo. Sebagai salah satu politisi berpengaruh di Indonesia, Ganjar rupanya memang sudah aktif dalam kegiatan politik di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak tahun 1992.
Suatu hari, ketua PDIP, Megawati Soekarnoputri memerintahkan Ganjar untuk maju sebagai calon legislatif. Dia mengaku merasa gugup saat mendapatkan mandat tersebut, sebab popularitasnya tak seberapa.
Namun, dengan penuh keyakinan dia menerima tawaran tersebut. Sebelum maju sebagai gubernur, Ganjar sempat melakukan riset. Dari riset itu, Ganjar menemukan bahwa kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah utama.
Selain kemiskinan, dia menilai banyak masyarakat yang ragu dengan pemerintah karena kurangnya kejujuran serta ketulusan pemerintah pada masyarakat. Apalagi dengan kasus-kasus korupsi yang tak lepas dari sistem pemerintahan negeri ini.
Dengan hasil riset itulah, Ganjar maju sebagai Gubernur Jawa Tengah dengan membawa semboyan “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi” yang dia suarakan kepada masyarakat.
Ganjar kemudian memenangkan Pilkada dan mulai menjabat sebagai orang nomor satu di Jawa Tengah sejak tahun 2013.
Selama masa kepemimpinannya, salah satu kebanggan yang diungkapkan oleh Ganjar adalah keberhasilannya dalam menuntaskan program dan janjinya selama masa kampanye
Namun, hal yang paling membanggakannya adalah saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi yang paling berintegritas. Menurutnya, prestasi itu diperoleh setelah perjuangan yang cukup lama.
Pada masa awal menjabat sebagai gubernur, Ganjar Pranowo dikenal sebagai gubernur yang suka marah-marah. Namun beberapa waktu belakangan dia dikenal sebagai pemimpin yang lebih kalem dan penyabar.
Ganjar mengatakan hal itu dikarenakan pada awal-awal jabatannya dia tidak pernah tahu seperti apa karakter anggota tim kerjanya di birokrasi. Namun seiring waktu dia sudah bisa menyesuaikan diri dan menjadi lebih kalem
Saat ini, Ganjar kembali mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia bersama Mahfud MD.
Salah satu bakal calon presiden ini mengungkapkan gagasannya yakni menghadirkan program “Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana”. Hal ini dilakukannya dalam rangka memberantas kemiskinan di Indonesia.