Oleh : Hendra J Kede, S.T., S.H., M.H., GRCE
Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat / Ketua Dewas YLBH Catur Bhakti
Ucapan Pembawa Acara saat Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon, tiba di arena perayaan Puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Kompleks Perkantoran Gubermur Kalimantan Selatan, Banjarbaru, Minggu 9 Februari 2025 memberi kegembiraan bagi hampir 3.000,- hadirin dan insan pers dari 30 (tiga puluh) Provinsi.
Pembawa Acara mengucapkan selamat datang kepada Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon, M.Sc di arena perayaan Puncak HPN 2025 sekaligus memberi taju hadirin kalau beliau hadir mewakili Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Kami selaku Panitia Pusat HPN 2025 yang sudah duduk di kirsi masing-masing saling mengekspresikan kebahagiaan satu dengan yang lain. Serasa hilang capek dan lelah mempersiapakan HPN 2025 empat bulan terakhir.
“Tiba saatnya Presiden Republik Indonesia menyampaikan sambutan yang akan disampaikan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Dr. Fadli Zon, M.Sc.”
Ucapan Pembawa Acara itu disambut tepuk tangan meriah insan pers dan hadirin yang hadir mengiringi Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon, M.Sc. berjalan menuju panggung.
Saya sangat terkesima dengan beberapa ucapan beliau selama memberi sambutan. Pendek kalimatnya, dalam maknanya. Benar-benar menunjukan kedalam dan keluasan ilmu dan wawasan seoramg Dr. Fadli Zon.
Dan seketika terlintas dalam pikiran saya ucapan Dr. Fadli Zon saat memberikan sambutan pada gala dinner HPN 2025 pada tanggal 8 Februari 2025 malam di Mahligai Pancasila dengan tuan rumah Gubernur Kalimantan Selatan, saat beliau menyampaikam kalau beliau dulu juga seorang wartawan.
Penulusuran saya menemukan kalau beliau menjadi wartawan Harian Terbit di Jakarta dimana Ketum PWI Pusat 1998-2008 yang juga Bapak angkat saya (alm) Drs. Tarman Azzam, M.Sc. menjafi Pemimpin Redaksi Harian Terbit.
Berikut 6 (enam) kutipan ucapan Dr. Fadli Zon yang menarik perhatian saya :
Pertama
“Pers merupakan bagian dari kebudayaan”
Kedua
“Pers tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan”
Ketiga
“Pers bukan hanya mengabarkan, tetapi mengawal kebijakan, membangun kesadaran masyarakat, dan memastikan transparansi ”
Keempat
“Pers yang baik adalah yang mengajar dan mendidik, bukan hanya memgabarkan”, ini beliau mengutip Ki Hajar Dewantara.
Kelima
“Pers penjaga peradaban dan kebudayaan bangsa”
Keenam
“Pers bukan hanya melaporkan realitas, tapi juga membentuk imajinatif kolektif bangsa”
Semoga sedikit review pendek ini bermanfaat. Terima kasih