Cerita dan Legenda Bom Berlian Serta Rencana Besar Pemerintah Banyuasin
Banyuasin, MPNews.co.id – Bom Berlian, merupakan salah satu kawasan di sudut Kota Pangkalan Balai Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Kawasan ini cukup populer mengingat banyak hal menarik disana, mulai dari cerita unik yang di sampaikan dari mulut ke mulut oleh orang tua terdahulu, hingga alamnya yang asri dan menyimpan satwa-satwa unik.
Nama Bom Berlian Menurut Cerita Rakyat
Dikisahkan pada zaman dahulu Kala ada sebuah dermaga yang sangat ramai di kunjungi oleh para pedagang. Dermaga itu terletak di Desa Ujung. Disini, diamlah seorang saudagar kaya raya bernama Pak Thalip dan mempunyai seorang anak gadis cantik lagi baik sikapnya, bernama Munai. Gadis ini dikatakan memiliki paras yang sangat cantik sekali, kecantikannya dilukiskan laksana seorang bidadari.
Kabar kecantikan Munai dan kepribadiannya yang baik serta anak orang kaya membuat namanya semakin kencang dilayangkan oleh angin ke penjuru desa. Siapa yang tidak mengenal Munai dan pemuda mana yang tidak tertarik kepadanya, semua orang tua mungkin akan senang sekali jika mendapakan mantu seperti dirinya.
Suatu hari datanglah seorang pemuda bernama Muning Saka dari desa seberang berkunjung ke Desa Ujung. Pemuda tampan nan gagah ini pergi dari rumah karena tidak ingin dijodohkan orang tuanya dan bermaksud merantau mencari seorang gadis pilihan hatinya sendiri.
Setelah beberapa hari tinggal di Desa Ujung, kabar kecantikan Munai sampailah ke telinga Muning Saka. Ia belum juga berhasil menemukan gadis pujaan hatinya. Muning Saka sangat penasaran dan ingin membuktikan sendiri kebenaran berita tersebut. Ia tidak percaya sebelum melihatnya sendiri.
Ketika Muning Saka sedang bersantai duduk di atas kapal sambil memandangi arus air, tak sengaja dirinya melihat di sekitar dermaga ada seorang gadis yang sangat cantik. Muning Saka yang terpesona terus mengawasi apa yang dilakukan gadis tersebut. Setelah mengamati baik-baik, ternyata gadis itu memiliki tingkah laku yang sopan dan ramah, hal ini terlihat dari cara dia yang terlihat akrab dan disenangi oleh setiap orang yang berbicara kepadanya.
Mulai detik itu juga, Muning Saka menetapkan bahwa gadis yang dilihatnya itulah yang cocok untuk jadi pendamping hidupnya. Bertanyalah ia kepada orang-orang Desa Ujung tentang gadis cantik tersebut. Ternyata, gadis itu bernama Munai. Seketika Muning Saka terkejut dan termenung ketika mendengar nama Munai. Munai adalah nama gadis yang ingin dijodohkan dan dinikahkan dengannya.
Akhirnya Muning Saka mendatangi rumah Pak Thalip dengan maksud ingin melamar Mulai dan menyampaikan tujuan kedatangannya kepada Pak Thalip. Ia disambut dengan baik oleh Pak Thalip dan lamarannya pun diterima dengan senang hati.Munainya pun tidak keberatan sama sekali untuk menikah dengan Muning Saka.
Bak gayung bersambut, ternyata, Munai pun telah menyukai Muning Saka sejak pertama kali melihatnya. Hari pernikahan pun ditentukan. Muning Saka pulang ke rumahnya untuk memberitahukan kepada keluarganya dan ia akan kembali menjelang hari pernikahan. Menjelang pernikahan, Pak Thalip bersama istrinya pergi untuk mengabarkan berita pernikahan Munai kepada kerabat dan masyarakat.
Saat Pak Thalip dan istrinya pergi, datanglah segerombolan perampok memasuki rumah Pak Thalip. Gerombolan perampok tersebut mendatangi rumah Pak Thalip karena mereka merasa turut penasaran mendengar kabar tentang kecantikan Munai. Selain itu, mereka juga ingin mengambil harta Pak Thalip yang sangat banyak. Perbuatan perampok tersebut sangatlah keji. Selain mengambil semua harta Pak Thalip mereka juga memaksa Munai melakukan perbuatan tidak terpuji.
Munai berusaha melawan, tetapi apa dayanya seorang perempuanmelawan gerombolan perampok tersebut. Setelah puas, melakukan perbuatan bejadnya, para perampok ini dengan kejam membunuh Munai dan tubuh Munai mereka cicang seperti menjadi potongan – potongan.
Ketika pak Thalip dan istrinya pulang, mereka sangat terkejut dan histeris melihat kenyataan yang harus mereka terima.
Muning saka yang menerima kabar kematian orang yang dicintainya berniat membalas dendam. Ia mengantarkan daging gajah yang dimasak dengan sangat sangat nikmat kepada gerombolan perampok. Daging gajah tersebut telah diberinya racun yang mematikan. Melihat sajian yang mengundang selera, gerombolan perampok langsung menyantap makanan yang diberikan Muning Saka kepada mereka. Setelah menyantap makanan tersebut, satu-persatu dari gerombolan perampok tersebut rubuh dan meninggal. Muning Saka mencincang tubuh para perampok seperti mereka mencincang Munai. Tubuh para perampok itu dibuangnya ke laut.
Kabar kematian Munai yang tragis dan memilukan ini membuat gempar Desa Ujung. Masyarakat merasakan kehilangan atas kepergian gadis tersebut selama-lamanya. Masyarakat yang sudah sangat menyayangi Munai akhinya Menganti Desa Ujung Menjadi Bom Berlian. Ini dilakukan untuk mengenang sosok Munai, “Bom”artinya gemparnya berita kematian munai, sedangkan “berlian”artinya kecantikan seorang gadis dan sifat yang berbudi luhur.
Bom Berlian Tempat Pelabuhan Besar dan Burung Siberia
Menurut warga sekitar, sebelum perairan di Bom Berlian mengalami pendangkalan, dahulunya tempat ini adalah wilayah perairan yang luas dan dalam dan terdapat sebuah pelabuhan sangat besar, dimana banyak kapal dari berbagai daerah seperti dari perairan Sungsang, Palembang hingga Selat Bangka berlabuh disana.
“Saya mendengar hal itu dari orang terdahulu, Kawasan ini sangat maju, orang-orang yang memakai jalur perairan banyak berpergian lewat pelabuhan ini dan juga banyak masyarakat yang mengangkut barang – barang hasil bertani mereka. Sangat disayangkan hal tersebut sekarang sudah tidak ada lagi,”ujar Ida Royani.
Selain itu, tempat tersebut juga dipenuhi dengan berbagai satwa unik seperti ada ribuan burung berterbangan, sapi, kerbau rawa serta berbagai macam tumbuhan diantarnya pohon mangrove yang menghiasi tempat tersebut. Bahkan sebelum Taman Nasional Wisata Sembilang Kabupaten Banyuasin terkenal dengan ribuan burung Siberia, burung tersebut dikatakan telah lebih dulu hinggap disana.
“Akan Sangat indah sekali jika kita mampu melihat ribuan burung Siberia tersebut disini, belum lagi kalau ada pemandangan burung yang hinggap di punggung kerbau atau sapi. Kita pastinya akan dibawa kembali kemasa-masa yang penuh dengan ketenangan menyaksikan indahnya alam bermain,”harapnya.
Bom Berlian Menjadi Fokus Utama Pembangunan Pemerintah Kabupaten Banyuasin
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Banyuasin, Merki Bakri mengatakan kawasan Bom Berlian memang menjadi salah satu dari 4 hal utama yang menjadi prioritas pembangunan. Kawasan ini nantinya jika sudah di bangun tentu akan menjadi kawasan yang sangat menarik dan maju.
Kawasan ini beberapa waktu lalu memang pernah dihidupkan dengan dibangun dermaga kecil dan Wisata Air dengan perahu bebek- bebek buatan dan sepeda air. Namun karena terkendala biaya dan belum ada pihak ketiga yang mau membangun, sehingga kawasan ini terbengkalai begitu saja. Tetapi Pemerintah Kabupaten Banyuasin telah mengusulkan hal tersebut kepada Gubernur untuk menghidupkan kembali kawasan Bom Berlian.
”Pemkab Banyuasin susah mengusulkan hal ini kepada Gubernur. Membangun tempat destinasi wisata memang memerlukan keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Bom Berlian merupakan salah satu tempat yang nantinya bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata air,”Jelasnya.
Menurut Merki, Kawasan Bom Berlian juga terhubung dengan Jalan Tol Palembang – Betung dan salah satu pintu exit tol nantinya akan berada di Kawasan Bom Berlian ini. Tentunya hal ini akan membuat Bom Berlian semakin dikenali banyak orang, apalagi jarak Boom Berlian dan Jalan Lintas Sumatera Palembang – Betung hanya sekitar 10 Menit menggunakan sepeda motor.
“Kalau nanti di bangun, pariwisata di Bom Berlian akan kembali hidup, tentunya kawasan ini semakin maju, banyak dikunjungi dan potensi ekonomi disana juga akan tumbuh. Kota Pangkalan Balai juga nantinya berpotensi menjadi kawasan yang sangat strategis karena dengan adanya Tol akan terhubung dengan Palembang dan Provinsi terdekat dan Jambi,”tandasnya.