Pihak Keluarga Angkat Bicara Terkait Berita Kasus Pencabulan 85 Hari Belum ada kejelasan
Dugaan Kasus pencabulan yang dilakukan YE terhadap tetangganya Bunga (Nama Samaran), warga Jalan Talib Wali RT 10 RW 04 Kelurahan Pangkalan Balai Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, kini mendapat sanggahan dari pihak keluarga.
Pihak Keluarga YE merasa keberatan jika ini adalah kasus pencabulan, karena posisinya saat dilakukan pengobatan orang tua yang dianggap sebagai korban dalam hal ini mengetahuinya proses tersebut.
Ditambah lagi, pelapor posisinya sudah tidak cocok lagi disebut anak dibawah umur karena sudah berkeluarga/bersuami dan kondisinya juga dalam keadaan hamil, dan baru 1 (satu) bulan yg lalu melahirkan kalu tidak percaya silahkan cek kebenaran akan nya “ujar Wh (Ayah Korban) saat di memberikan keterangan kepada awak media, Sabtu ( 24/10/2020)
“Waktu dilakukan pengobatan orang tua korban dan Suaminya mengetahui hal ini dan melihat, yang lucunya lagi perbuatan ini terjadi berulang ulang terkesan ini ada unsur kesengajaan mugkin karna YE terlihat kurang waras dan ini di manfaatkan, kalau memang kejadian itu di anggap cabul terjadi mengapa pihak keluarga hanya melihat dan tidak melaporkan dari awal kejadian, Orang tua Bunga (nama samaran) datang kepada saya untuk memintah ijin dan membujuk YE mau mengobati anaknya yang sedang Hamil sering Kemasukan orang halus katanya, malahan keluarga Bunga menjanjikan YE akan di berikan anak yang di kandungnya (Ibu Bunga) kepada YE, jadi kurang pas kalau disebut pencabulan serta istri YE sebenar nya tidak setuju dengan pengobatan ini yg kadang juga terusik hampir setiap malam tidak tau waktu lagi pernah dini hari di datangi oleh pihak keluarga Bunga untuk di mintai bantuan ,”ujarnya.
Selanjutnya Wh orang tua YE, mengatakan bahwa saat ini YE sudah satu minggu lebih tidak masuk bekerja di kantor pemerintah Kabupaten Banyuasin, karena sedang dirawat di rumah sakit Ernaldi Bahar.
“Sudah 1 minggu ini dia YE dirawat di rumah sakit, karena mengalami gangguan kejiwaan. Sebelumnya anak saya YE Rawat Jalan tetapi karena akhir-akhirnya tingkanya semakin parah makanya kami berkonsultasi kepada dokter dan juga penyidik yang memang YE status nya sebagai terlapor di PPA Polres Banyuasin dan dokter menyarankan kepada kami agar anak saya YE untuk di Rawat serta di observasi di RS Ernaldi Bahar dan kami sudah datang ke kantor anak saya utuk meminta ijin kapada kepala Bagiannya dan memberikan surat keterangan dari Rumah Sakit tempat anak Saya di rawat,” Ujar Wh (Ayah Korban)
Sementara Kasat Reskrim Polres Banyuasin AKP Muhammad Ikang Ade Putra melalui Kanit PPA Ipda Suorianto, SH membantah terkait berita di salah satu media online yang mengatakan laporan korban yang belum di proses selama 85 hari.
” Laporan sedang kami proses sesuai dengan SOP, proses pemeriksaan sudah kami lakukan dan kami juga sudah melakukan gelar perkara terkait peningkatan kasus ke sidik Karena terlapor kelihatan mengalami gangguan kejiwaan makanya kami sekarang sedang berkoordinasi dengan pihak RS Ernaldi Bahar dan dokter terkait serta Kelurga YE agar di lakukan perawatan dan observasi dengan tetap dalam pengawasan Polres Banyuasin dengan penjagaan anggota 2 orang secara bergantian setiap hari nya agar sulaya YE tidak melakukan hal-hal yang lebih buruk lagi selama observasi terkait gangguan jiwa yg di alami, tunggu hasil dari Observasi dulu yach ,” ujar Supriyanto menutup pembicaraan Via Hanphone
Terpisah Kepala Bagian Umum Pemkab Banyuasin Zazili Mustofa membantah kalau YE masih masuk Bekerja karena yang bersangkutan sudah lama tidak masuk bekerja dilingkungan Pemkab Banyuasin karena lagi di rawat di Rumah Sakit Ernaldi Bahar sesuai dengan surat keterangan yang di berikan oleh pihak keluarga kepada kami
“YE sudah lama tidak masuk bekerja karena di Rawat di RS Ernaldi Bahar Palembang, menurut Keterangan keluarga dan di buktikan dengan surat keterangan dokter dari RS Ernaldi Bahar di mana YE di Rawat ,” Ujar Zazili kepada Awak media ketika di hubungi Via Handphone (ISe)