Mencegah Baby Blues, Menjaga Kesehatan Mental Ibu
3 mins read

Mencegah Baby Blues, Menjaga Kesehatan Mental Ibu

BANYUASIN, METAHPUTIHNEWS.CO.ID – Seorang ibu yang sehabis melahirkan buah hati yang di kandungnya selam sembilan bulan lebih, pasti akan bahagia saat melihat buah hatinya lahir ke dunia. Namun ada beberapa ibu pasca melahirkan harus mengalami baby blues, yang kadang tanpa mereka sadari. Seorang ibu yang seharusnya bahagia dengan kelahiran sangat buah hati, namun bisa tidak peduli dengan bayinya, atau menangis, dan marah ketika melihat bayi yang baru saja di lahirkannya. Ya, itu salah satu dari tanda seorang ibu mengalami babybluese.

Dilansir dari republika.co.id, 25 persen wanita di Lampung mengalami depresi pasca melahirkan.

Terungkap pula dalam data laporan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2023. Kemudian hasil penelitian Andrianti (2020) terungkap 32 persen ibu hamil mengalami depresi dan 27 persen depresi pasca melahirkan. Selain itu, penelitian skala nasional menunjukkan 50-70 persen ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues. Angka ini tertinggi ketiga di Asia (ameera.republika.coi.id).

Baby blues

Baby blues adalah perubahan suasana hati yang dirasakan oleh ibu yang baru melahirkan. Ada beberapa gejala yang bervariasi dari ringan sampai berat muncul pada ibu yang mengalami baby blues. Seperti; munculnya perasaan cemas yang berlebihan, sedih, murung dan sering menangis. Juga sering kali merasa kelelahan, sakit kepala, dan muncul rasa tidak mampu mengurus bayinya.

Kondisi psikologis ibu yang kadang belum siap atau ‘peduli’ terhadap anaknya yang memicu gejala baby blues. Belum lagi rasa lelah yang melanda pasca melahirkan, serta hormon yang berubah hingga minimnya dukungan dari keluarga dan lingkungan. Ditambah pernikahan yang kadang tidak harmonis.

Kondisi ibu yang minim tentang informasi menjadi orang tua yang baik dalam kacamata Islam, membuat para ibu kebingungan ketika berhadapan dengan lingkungan yang masih memegang adat istiadat. Sementara pendidikan secara formal tidak mereka dapat bagaimana pengasuh anak sesuai syariat. Kurikulum pendidikan di Indonesia tidak mempersiapkan anak didik menjadi orang tua yang memiliki kompetensi dalam pengasuh anak.

Nilai-nilai agama yang jauh dari kehidupan membuat standar pengasuh semakin tidak jelas. Suport Sistem Menjadi ibu memang tidaklah mudah, dari mengandung sembilan bulan hingga menyusui, dibutuhkan kesabaran dan ke ikhlasan. Allah SWT berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (TQS: Lukman:14). Proses kehamilan dan masa menyusui inilah di butuh suport sistem, agar ibu bisa menjalani perantauan dengan baik. Suport sistem bisa dari diri sendiri, lingkungan dan negara. Seorang ibu saat akan menjalani peran sebagai ibu hendaklah mempersiapkan diri dengan bekal ilmu yang baik dalam pengasuh. Tidak hanya itu kesadaran seorang ibu yang mempunyai tanggungjawab terhadap anak harus ada, karena kesadarannya sebagai mahluk Allah SWT yang senantiasa terikat dengan syariatnya.

Lingkungan pun mendukung seorang ibu dalam ketika baru saja melahirkan. Dukungan itu bisa berupa suport dengan bantuan yang disukai sangat ibu. Bisa juga dengan tidak melontarkan kata-kata atau pertanyaan yang membuat ibu menjadi kecewa dengan kondisinya.

Suport sistem lainnya bisa dari negara dengan memberikan pendidikan yang cukup baik dari sisi persiapan mental atau ilmu dalam menjalankan peran sebagai seorang ibu. Standar baik dan buruk dalam pengasuhan hendaklah berdasarkan syariat Islam. Dalam Islam ibu merupakan pendidikan utama bagi anaknya dalam mencetak generasi yang berkualitas untuk masa depan negri. Oleh karena itu, suport sistem ini bila dijalankan baik dari individu, lingkungan dan negara akan mencegah baby blues bagi para ibu.

Penulis : Hani Handayani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *